MALINAU – Masyarakat Dayak Punan Kabupaten Malinau turut memeriahkan perayaan Irau ke-11 dan Hari Ulang Tahun Kabupaten Malinau ke-26, dengan menampilkan beragam seni dan budaya tradisi adat khas suku Punan.
Kegiatan ini berlangsung meriah dan penuh kekeluargaan di lapangan Pandan Liu Burung yang menjadi arena utama Irau ke-11, Jumat (17/10/2025).
Acara tersebut turut dihadiri langsung oleh Bupati Malinau Wempi W Mawa, bersama Wakil Bupati Jakaria, Sekretaris Daerah Ernes Silvanus, serta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Malinau.
Dalam sambutannya, Bupati Wempi menyampaikan apresiasi tinggi kepada masyarakat Dayak Punan atas partisipasi dan semangat mereka dalam melestarikan adat dan budaya.
“Kehadiran masyarakat Dayak Punan hari ini menunjukkan bahwa semangat kebersamaan dan keberagaman budaya di Malinau tetap hidup dan berkembang. Inilah kekuatan utama kita sebagai daerah yang kaya akan adat istiadat,” ujar Bupati Wempi.
Dalam kesempatan ini, adat Dayak Punan menampilkan berbagai atraksi adat, mulai dari tarian penyambutan tamu, musik tradisional, hingga ritual simbolik sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur.
Keindahan busana adat Punan yang dipenuhi manik-manik khas dan anyaman alami turut menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Wempi menjelaskan, keikutsertaan Adat Dayak Punan dalam Irau bukan sekadar hiburan, tetapi juga bentuk tanggung jawab untuk melestarikan warisan leluhur.
“Irau bukan hanya pesta rakyat, tapi juga wadah untuk memperlihatkan jati diri bahwa Dayak Punan juga bagian dari keluarga besar masyarakat Malinau,” jelasnya.
Dengan apa yang ditampilkan Adat Dayak Punan dalam Irau ke-11 ini, Wempi berharap, setiap kesenian, budaya dan tradisi adat dapat terus dilestarikan dan diwariskan untuk para generasi muda.
“Jangan sampai apa yang telah diwariskan nenek moyang kita pudar tergerus zaman, sehingga anak cucu kita nantinya tidak mengetahui asal-usunya,” harap Wempi. (*/Red/Dia/Im)
