Kaltara

Adat Dayak Sa’ban Tampilkan Gulat Tradisional ‘Phuwal’ Meriahkan Festival Budaya Irau ke-11

oppo_0

MALINAU – Lembaga Adat Dayak Sa’ban turut memeriahkan rangkaian kegiatan Festival Budaya Irau ke-11 dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Malinau.

Dengan menampilkan beragam seni dan tradisi khas, kehadiran Dayak Sa’ban menjadi salah satu daya tarik yang memperkaya nuansa keberagaman budaya di Kabupaten Malinau.

Melalui penampilan atraksi budaya Phuwal, Adat Dayak Sa’Ban berhasil memukau para tamu undangan dan masyarakat dengan menghadirkan suasana yang penuh warna dan semangat gotong royong.

Untuk diketahui Phuwal merupakan gulat tradisional dan permainan rakyat yang menjadi bagian dari upacara adat mereka, di mana para pria berkompetisi untuk mencari yang terkuat.

Tidak hanya itu, adat Dayak Sa’Ban juga menampilkan berbagai tarian tradisional, musik alat petik kecapi raksana hingga berbagai ukiran patung yang menjadi ciri khas Dayak Sa’Ban.

Tidak hanya menjadi tontonan, pagelaran ini juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai budaya leluhur mereka.

Ketua Lembaga Adat Dayak Sa’ban Kabupaten Malinau, Pdt. Jhonson Pawang, mengatakan, keikutsertaan mereka dalam festival Irau merupakan bentuk rasa syukur dan komitmen untuk menjaga serta melestarikan warisan budaya yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.

“Festival Irau ini momentum bagi kami untuk memperkenalkan identitas budaya Dayak Sa’ban kepada masyarakat luas,” terang nya.

“Kami ingin menunjukkan, bahwa nilai-nilai adat dan kearifan lokal masih hidup dan terus dijaga,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan, keterlibatan Dayak Sa’ban dalam Irau setiap tahunnya memperkuat rasa persaudaraan antar-suku yang ada di Malinau.

“Keikutsertaan kami ini, sekaligus mendukung visi pemerintah daerah menjadikan Malinau sebagai kabupaten yang rukun, damai, dan berbudaya,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Malinau Wempi W Mawa, mengapresiasi kontribusi Lembaga Adat Dayak Sa’ban yang secara konsisten ikut meramaikan perayaan Irau.

Orang nomor Satu di Malinau itu menambahkan, keberagaman budaya seperti inilah yang menjadi kekuatan besar bagi Kabupaten Malinau.

“Kehadiran masyarakat Dayak Sa’ban dalam Irau ini adalah bukti nyata bahwa budaya adalah perekat persaudaraan. Saya bangga karena setiap suku dan lembaga adat di Malinau selalu berperan aktif menjaga harmoni melalui budaya. Inilah wujud dari semangat ‘Ira Malinau Rukun Damai Sejahtera’ yang terus kita gaungkan,” kata Bupati Wempi.

Festival Budaya Irau ke-11 tahun ini menampilkan berbagai pertunjukan adat dari beragam etnis dan paguyuban yang ada di Malinau, dengan mengusung tema “Malinau : Negeri Sang Pengendali Air’”.

Setiap peserta menampilkan ciri khas daerahnya, mencerminkan semboyan Budaya Perekat Persaudaraan yang menjadi semangat utama perayaan HUT Kabupaten Malinau ke-26. (*/Red/Dia/Im)