Blog

KNPI Kaltara Bidang Pendidikan Gandeng Kopri PMII dan Dinas Pendidikan Gelar Gerakan Anti-Bullying Pelajar di Tarakan dan Nunukan

Dialektik.id, Tarakan – Maraknya kasus bullying di lingkungan sekolah di Kalimantan Utara membuat KNPI Provinsi Kalimantan Utara, melalui Bidang Pendidikan, mengambil langkah konkret dengan melaksanakan rangkaian kegiatan edukasi pencegahan bullying di Kota Tarakan dan Kabupaten Nunukan. Program ini dilaksanakan bersama Kopri PMII serta didukung oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kaltara, menghadirkan narasumber dari Unit PPA Kepolisian, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), serta akademisi perempuan.

Di Tarakan, kegiatan dikemas dalam bentuk Diskusi Terbuka Pencegahan Bullying Antar Pelajar, diikuti perwakilan siswa SMP dan SMA sederajat. Sementara di Nunukan, Bidang Pendidikan KNPI Kaltara bersama Kopri PMII melaksanakan pendekatan edukasi langsung ke sekolah, menyampaikan materi pencegahan bullying secara tatap muka di ruang kelas.

Ketua Bidang Pendidikan KNPI Kaltara menjelaskan bahwa bullying bukan lagi masalah kecil, melainkan ancaman yang dapat merusak mental pelajar dan memicu konflik antarsekolah.
“Pelajar harus merasa aman di sekolah. Gerakan anti-bullying ini menjadi komitmen bersama pemuda, pendidik, dan instansi terkait untuk melindungi generasi muda Kaltara,” ujarnya.

Perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Kaltara menambahkan bahwa sekolah wajib memperkuat pembinaan karakter, meningkatkan literasi emosi, dan memastikan sistem pelaporan kasus bullying berjalan efektif agar korban mendapatkan pendampingan yang benar.

Narasumber dari PPA Polri memaparkan aspek hukum perundungan, menegaskan bahwa bullying yang berujung kekerasan, ancaman, atau kerugian psikis dapat diproses secara pidana. Sementara DP3A mengingatkan bahwa korban bullying berisiko mengalami trauma jangka panjang, kecemasan, dan penurunan kepercayaan diri.

Akademisi perempuan yang menjadi pembicara juga menyoroti kerentanan pelajar perempuan terhadap body shaming, perundungan berbasis gender, dan cyberbullying. Ia menekankan bahwa literasi digital dan penguatan etika bermedia sosial penting untuk mencegah dampak negatif tersebut.

Diskusi di Tarakan berlangsung interaktif dengan banyak siswa bertanya tentang cara menghadapi perundungan, terutama di media sosial. Sedangkan di Nunukan, pendekatan door to door ke sekolah memberikan ruang dialog lebih dekat dan memungkinkan siswa menyampaikan keluhan secara langsung.

Sebagai bentuk komitmen bersama, pelajar di Tarakan dan Nunukan mendeklarasikan “Pelajar Kaltara Anti-Bullying”, berisi tekad untuk menolak segala bentuk perundungan, menjaga teman sebaya, dan berani melapor ketika menjadi korban atau menemukan tindakan kekerasan.

KNPI Kaltara melalui Bidang Pendidikan bersama Kopri PMII dan Dinas Pendidikan Provinsi Kaltara menegaskan bahwa kegiatan ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan di seluruh wilayah Kaltara. Program ini diharapkan membangun budaya sekolah yang aman, inklusif, dan bebas kekerasan, serta memperkuat karakter generasi muda sebagai pelajar Kaltara yang beretika dan bermartabat.