Berita

Kementan Kucurkan Rp500 Miliar untuk Pertanian di Kaltara, Konsultan : Petani Malinau Butuh Infrastruktur Penunjang

Usat Njau (baju hitam), salah satu konsultan di Malinau saat mengunjungi lokasi pertanian.

MALINAU – Kementerian Pertanian (Kementan) RI menyiapkan dana sebesar Rp500 miliar untuk program Optimalisasi Lahan Pertanian di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara), termasuk Kabupaten Malinau.

Program ini ditujukan untuk memperkuat sektor pertanian melalui pembangunan infrastruktur dasar yang selama ini menjadi kendala utama petani.

Menurut salah satu konsultan di Malianu, Usat Njau, alokasi dana tersebut merupakan langkah strategis pemerintah pusat dalam memperkuat ketahanan pangan daerah, terutama di wilayah perbatasan dan pedalaman seperti Malinau.

Namun, ia menegaskan bahwa penggunaan dana perlu disesuaikan dengan kebutuhan riil para petani yang ada di lapangan.

“Optimalisasi lahan tidak hanya bicara tentang pupuk atau alat pertanian, tapi tentang akses menuju lahan, saluran irigasi, pematang, jembatan kecil, hingga tanggul pelindung sawah,” jelas Usat saat dihubungi, Kamis (23/10/2025).

“Itu kebutuhan nyata petani Malinau agar bisa meningkatkan produktivitas,” tambahnya dengan tegas.

Usat menambahkan, banyak lahan potensial di Malinau yang belum dimanfaatkan maksimal karena terkendala infrastruktur.

Diantaranya akses jalan usaha tani yang rusak, sistem irigasi yang belum berfungsi optimal, serta kurangnya tanggul pengaman menyebabkan lahan sering tergenang saat musim hujan dan air besar dari sungai.

“Kalau infrastruktur dasarnya dibenahi, baru program intensifikasi atau diversifikasi pertanian bisa berjalan efektif. Pemerintah provinsi perlu memastikan dana Kementan ini diarahkan pada titik-titik yang benar-benar berdampak langsung bagi petani,” tambahnya.

Selain itu, Usat juga mendorong agar program optimalisasi lahan di Malinau melibatkan petani secara aktif dalam proses perencanaan.

Menurutnya, petani paling mengetahui kondisi dan kebutuhan lapangan, sehingga partisipasi mereka penting untuk menjamin efektivitas program

“Pendekatan partisipatif sangat penting. Jangan hanya top-down, tapi libatkan kelompok tani sejak tahap perencanaan agar hasilnya sesuai harapan,” katanya

Dengan dukungan dana besar dan perencanaan yang matang, diharapkan sektor pertanian di Malinau dapat berkembang lebih pesat dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan Kaltara. (*/Red/Dia/Im)