Tanjung Selor, dialektik.id- Aksi unjuk rasa yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tanjung Selor bersama organisasi Cipayung plus Kalimantan Utara (Kaltara) diwarnai insiden yang menyebabkan salah tiga kader mengalami luka bakar serius, Selasa, (16/7). Peristiwa itu terjadi setelah kepolisian diduga merampas bensin dari salah satu massa aksi dan tanpa sengaja tersiram ke arah kerumunan yang berada dekat titik api.
Ketua HMI Cabang Tanjung Selor, Zulfikar, menyebut awal aksi berlangsung kondusif. Namun suasana berubah ketika sejumlah kader mulai membakar ban sebagai bentuk protes.
“Awalnya demo berjalan baik. Tapi saat anak-anak mulai membakar ban, tiba-tiba polisi datang mencoba memadamkan pakai cairan berwarna pink, semacam kapur. Tak lama, ada kader yang pegang bensin, dirampas oleh polisi lalu tak sengaja tersiram ke arah kami,” kata Zulfikar kepada wartawan.
la menjelaskan, kader yang memegang bensin tidak berniat menggunakannya secara terang-terangan dan berada dalam posisi tidak mencolok. Namun cipratan ke arah kerumunan yang dekat dengan titik api justru memicu kobaran api membesar dan membakar kader tersebut.
“Langsung kayak meledak begitu.Nah, ada juga pihak kepolisian yang kami tidak ketahui namanya, tiba-tiba merampas bensin dari teman yang pegang botol.Pada saat dirampas teman yang pegang botol itu, dilempar ke atas. Terciprat ke atas, teman-teman yang juga ini saling dorong dengan polisi, terkena badannya. Nah, terjadi lah insiden tersebut. Karena posisi kader itu dekat api, jadi langsung terbakar. Kalau tidak dirampas, mungkin tidak akan terjadi,” ucap Zulfikar.
“Ada beberapa teman-teman juga yang terluka, tangannya terluka, lututnya terluka. Kemudian belakangnya yang terbakar, ada juga yang keseleo tangannya,” jelas Ketua HMI Cabang Tanjung Selor.
Saat ditanya kembali apakah pihaknya mengenali anggota kepolisian yang melakukan tindakan tersebut, Zulfikar mengaku tidak sempat memperhatikan.
“Kami sibuk menyelamatkan teman kami yang sudah terbakar,” ujarnya.
Korban saat ini tengah dirawat di RSUD Bulungan. Sebelumnya, korban sempat dirujuk dan mendapat penanganan awal di Biddokkes Polda Kaltara.
“Pihak kepolisian sempat mengantar korban ke Biddokkes sebelum akhirnya dirawat di RSUD Bulungan,” tambah Zulfikar.
Demo yang dilakukan HMI dan organisasi Cipayung plus disebabkan merasa adanya dugaan permainan kelas kakap atas barang bukti narkoba sabu yang hilang seberat 12 kilogram, ditambah kasus penangkapan oknum polisi Kasat Resnarkoba di Kabupaten Nunukan atas dugaan kasus narkoba.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian terkait kronologi insiden maupun identitas oknum yang terlibat. (ry/lsk)