MALINAU — Di tengah semangat pemerintah pusat untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, para petani di Kabupaten Malinau masih menghadapi tantangan yang cukup berat.
Mulai dari keterbatasan akses jalan menuju lahan pertanian, minimnya saluran irigasi, hingga lambatnya penyaluran bantuan alat pertanian menjadi keluhan utama yang terus mereka suarakan.
Keluhan ini mencerminkan betapa pentingnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur dasar di bidang pertanian.
Di sisi lain, harapan kembali muncul setelah Kementerian Pertanian (Kementan) mengumumkan siap menggelontorkan dana untuk mendukung program pertanian di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Dana tersebut direncanakan untuk peningkatan sarana irigasi, bantuan alat dan mesin pertanian, hingga penguatan kelompok tani.
Untuk diketahui, Mentan Andi Amran Sulaiman menjanjikan akan memberikan bantuan Rp 500 miliar untuk mendukung pertanian di Katara, hal itu disampaikannya saat melakukan kunjungan ke Kaltara berapa waktu lalu.
Dukungan anggaran yang besar ini untuk percepatan swasembada pangan dan optimasi lahan sawah, di mana dananya akan dikelola dari pusat ke provinsi, melalui optimasi lahan cetak sawat, serta ada juga berupa bantun dari pusat untuk kelompok tani di Kaltara berupa benih, mesin dan lain-lain.
Salah satu petani di Kecamatan Malinau Kota, Sopian, berharap, janji Kementan saat berkunjung ke Kaltara beberapa waktu lalu untuk mengucurkan Rp500 miliar betul-betul dapat dinikmati para petani di Kaltara, khususnya petani di Malinau.
“Kalau di Kecamatan Malinau Kota ini ada sekitar 17 kelompok tani, harapannya dana yang dijanjikan Kementan itu dapat direalisasikan tepat sasaran,” harap Sopian saat ditemui awak media, Rabu (22/10/2025).
Dengan adanya informasi kucuran dana dari Kementan, Sopian, meminta, baik pemerintah kabupaten dan provinsi dapat bersinergi untuk membantu petani di berbagai daerah di Kaltara termaksud yang ada di Kabupaten Malinau ini.
“Kalau bisa pemerintah provinsi dan kabupaten turun ke lapangan lihat dan dengarkan langsung keluhan petani, jadi bantuan yang dikucurkan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan di lapangan,” ujarnya.
Disinggung apa yang dibutuhkan petani di Malinau, Sopian, menjelaskan, saat ini para petani di Malinau lebih membutuhkan akses jalan yang memadai.
Lanjutnya, keberadaan jalan yang diharapakan petani di Malinau ini sangat penting untuk mobilisasi petani baik untuk pergi beladang hingga mengangkut keperluan dan hasil panen.
“Untuk lahan kita sudah ada dan itu sudah produktif, tinggal bagaimana dioptimasikan salah satunya adanya akses jalan yang memadai,” jelas Sopian.
Selain akses jalan, Sopian, menerangkan, para petani di Malinau turut membutuhkan bantuan untuk pembuatan pematang sawah, mengingat selama ini para petani di Malinau harus membuat pematang secara manual dengan biaya yang tidak sedikit.
“Kita ini kalau bikin pematang biayanya besar, tidak cukup hanya Rp3 jutaan, apalagi selama ini kami harus mengerjakannya secara manual yang tentu memakan waktu dan tenaga,” terangnya.
Sulitnya akses jalan dan masih minimnya tanggul yang ada, dikatakan Sopian, hasil produksi petani di Malinau kota akhirnya ikut terdampak dan tidak bisa maksimal.
“Paling bisa kami upayakan panen setahun sekali saja, pernah kami coba untuk panen dua atau tiga kali dalam setahun tapi tidak bisa, karena kami juga terbentur dana, cuaca dan lainnya,” ucap Sopian.
Senada dengan Sopian, kelompok tani lainnya di Kecamatan Malinau Kota, Petrus juga menginginkan adanya bantun jalan tani yang memadai untuk akses mobilitas.
“Jalan kami ini hanya dibantu perusahaan seadanya, kalau sudah musim hujan atau pas kena air sungai pasang, kami tidak bisa lewat untuk berladang,” ungkap Petrus.
Tidak hanya jalan, Petrus, menuturkan, para petani saat ini turut membutuhkan bantuan pemerintah berupa pembuatan pematang, jembatan dan peninggian tanggul yang ada di pinggir sungai.
“Kan ladang kami ini ada yang melewati irigasi besar, itu gak ada jembatan, paling selama ini kami pakaikan batang kayu agar petani bisa lewat,” tuturnya.
“Sama juga untuk tanggul, karena selama ini kalau sudah air besar, sawah kami semua terendam, akibatnya padi yang baru kami tanam ikut hancur, kalau bisa sungani dipinggir sawah kami ini ditanggul yang tinggi dn dibuatkan irigasi untuk keluar masuknya air,” tambah Petrus.
Baik Sopian dan Petrus menegaskan, apa yang dicanangkan Presiden Prabowo terkait program swasembada ketahanan pangan nasional sangat didukung oleh patani yang ada di Kaltara khusunya di Malinau.
“Tapi kalau bisa dioptimalkan juga bantua yang diberikan untuk petani, pemerintah harus bisa turun langsung ke lapangan jadi tahu apa yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan petani, karena setiap daerah itu kebutuhannya berbeda-beda,’ tutup Sopian dan Petrus. (*/Red/Dia/Im)