MALINAU – Festival Irau ke-11 dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Malinau ke-26 tidak hanya memamerkan aneka ragam seni dan budaya dari 11 etnis yang ada.
Dalam festival Irau ke-11 ini, pengunjung juga disuguhkan dengan beraneka ragam kerajinan tangan dari berbagai etnis, salah satunya kerajinan tangan manik-manik khas suku Dayak.
Uniknya, para pengunjung juga dapat melihat bahkan ikut secara langsung belajar membuat kerajinan tangan manik-manik, yang ada disalah satu stand pameran UMKM Irau ke-11.
Untuk bisa membuat kerajinan tangan manik-manik berbahan baku kaca itu terbilang susah-susah gampang, yang terpenting dalam proses pembuatannya dibutuhkan ketelitian.
Sebelum membuat kerajinan yang satu ini, salah satu pengrajin manik-manik asal Malinau, Donles, menjelaskan, terlebih dulu besi panjang berupa stik dipanasi menggunakan kompor yang sudah dirakit khusus.
“Sebelum besi stik di panaskan, terlebih dulu besinya dilumuri adonan tepung, fungsinya agar lelehan kaca yang jadi manik-manik tidak lengket di besi,” jelasnya.
Sambil memanaskan besi, Donles, menerangkan, kaca sebagai bahan baku manik-manik ikut dipanasin hingga melunak yang kemudian ditaruh dibesi berlumur tepung yang sudah panas.
“Stik besinya sambil kita putar-putar, dengan begitu lelehan kacanya bisa merata, setelah itu baru dirapikan hingga presisi,” terang Donles.
Donles, mengungkapkan, untuk bisa membuat manik-manik hingga menjadi berbagai aksesori yang cantik dibutuhkan waktu yang tidak sebentar.
“Tergantung tingkat kerumitan dan ukurannya, karena satu lonjor stik besi jika ukuran manik-maniknya besar hanya bisa jadi Delapan biji manik,” ungkapnya.
“Beda lagi kalau manik-maniknya bermotif menggunakan Dua warna, karena dalam proses pembuatannya harus harus melelehkan kaca yang berbeda warna,” tambahnya.
Untuk bahan baku, Donles, mengatakan, bahan baku berupa kaca untuk manik-manik tidak sulit di dapatkan karena masih ada dijual di Kabupaten Malinau.
“Selain di beli, bahan baku kacanya juga bisa diganti menggunakan botol kaca hingga bola lampu yang terbuat dari kaca,” ucap Donles.
Donles, mengakui, dirinya membuat kerajinan manik-manik khas Dayak sudah setahun lebih, dengan mengikuti dua kali pelatihan yang diadakan oleh Pemkab Malinau.
“Manik-manik ini kan sudah jadi salah satu ciri khasnya suku Dayak, kita berharap ada penerusnya dari generasi muda, agak kerajinan ini tidak pudar,” tandasnya. (*/Red/Dia/Im)