Dialektik.id, Malinau – Pemerintah Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, terus mengembangkan program inovasi daerah Pertanian Sehat (Pesat) sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan sekaligus membuka lapangan kerja baru. Program yang kini memasuki periode kedua ini dijalankan melalui pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pesat yang bertugas menggarap lahan tidur menjadi produktif.
Bupati Malinau, Wempi W Mawa, menjelaskan bahwa Pesat saat ini telah merekrut sekitar 500 tenaga kerja baru yang sebagian besar merupakan lulusan perguruan tinggi. Mereka digaji dengan standar upah minimum, dilatih, dan dipersiapkan menguasai teknologi pertanian modern.
“Pesat kita jalankan agar anak-anak muda Malinau bisa bertani dengan cara semi-modern. Mereka tidak hanya mengoperasikan traktor, tetapi juga memanfaatkan teknologi informasi hingga drone untuk mendukung produksi pertanian,” kata Wempi, Senin (22/9/2025).
Dalam implementasinya, Satgas Pesat tidak hanya fokus pada padi, tetapi juga menjalankan sistem tumpang sari dengan menanam sayuran, kacang panjang, jagung, hingga budidaya ikan. Hasil panen tersebut dipasarkan setiap hari Jumat di Malinau.
Pendapatan dari penjualan dicatat melalui mekanisme kas daerah. Pemerintah menargetkan, dana operasional yang digelontorkan dapat kembali dalam bentuk pendapatan asli daerah.
“Jika pemerintah mengeluarkan Rp 5 miliar, target kami dalam setahun bisa kembali Rp 10 miliar. Artinya, program ini bukan hanya berfungsi sosial, tetapi juga secara ekonomi memberikan manfaat nyata,” ujar Wempi.
Seiring berjalannya program, minat masyarakat untuk menyerahkan lahan tidur meningkat. Lahan tersebut dipinjam pakaikan kepada pemerintah untuk dikelola Satgas Pesat, sementara pemilik lahan tetap memperoleh bagian dari hasil panen.
“Awalnya ada keraguan, tetapi setelah melihat hasil, banyak warga menawarkan lahannya. Mereka merasa diuntungkan karena lahannya produktif, terawat, dan memberikan nilai tambah ekonomi,” ucap Wempi.
Ke depan, Pemkab Malinau menargetkan rekrutmen hingga 5.000 tenaga kerja untuk memperluas jangkauan program Pesat. Dengan asumsi satu orang menggarap dua hektar lahan, produksi pertanian massal diharapkan dapat tercapai.
“Pesat tidak hanya mendukung swasembada pangan daerah, tetapi juga menjadi kontribusi Malinau untuk ketahanan pangan nasional,” pungkasnya. (Red)